Spot Foto Gitar Raksasa
Tidak jauh dari Candi Sirah Kencong, terdapat sebuah spot foto gitar raksasa yang berhasil menjadi primadona spot foto baru di perkebunan ini. Pemandangan dari lokasi gitar raksasa ini memang cukup bagus, dengan latar belakang gunung kawi / butak.
Tiket Masuk Perkebunan Teh Sirah Kencong
Update di tahun ini, untuk masuk ke kawasan perkebunan teh sirah kencong dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 10.000 per orangnya.
Nah, apakah sudah pernah datang ke Perkebunan Teh Sirah Kencong? Jika sudah tulis cerita dan pengalamanmu pada kolom komentar yang sudah kami sediakan.
Bantu teman-teman yang ingin berkunjung untuk mengetahui bagaimana cerita dari orang-orang yang datang ke perkebunan teh sirah kencong.
Camping Ground Brak Papat
Salah satu camping ground favorit ada di Brak Papat Sirah kencong, butuh waktu kurang lebih 1 jam treking santai dari parkiran motor ke camping ground ini. Meski bisa membawa kendaraan sampai lokasi, tetapi cukup melelahkan naik kendaraan menuju ke brak papat.
Camping di brak papat, kita bisa melihat pemandangan dua gunung sekaligus. Yaitu Gunung Kelud yang mirip dengan bentuk Candi Borobudur di sebelah barat dan Gunung Kawi / Butak yang menyerupai putri tidur di sebelah timur.
Di atas brak papat, ada Wukir Negoro yang merupakan batas vegetasi tanaman teh dengan hutan di lereng Gunung Kawi. Ada juga yang camping di sini dengan pemandangan Gunung Kelud.
Pecel Madiun Bu Beni
Nah buat kamu yang ingin makan malam di area Stasiun Blitar, Pecel Madiun Bu Beni ini menjadi kuliner yang tepat banget untuk dinikmati. Menariknya, lokasi pecel ini berada di dalam area Pasar Pahing, lho! Namun jangan khawatir karena mudah untuk ditemukan serta memiliki tempat makan duduk dan lesehan yang cukup luas.
Kamu bisa memilih tingkat kepedasan pecel yang kamu pesan mulai dari tidak pedas, sedang dan pedas dengan pilihan lauk yang variatif. Selain pecel, warung Bu Beni ini juga menyediakan rawon dan aneka gorengan yang ditawarkan mulai Rp1 ribuan saja.
Lokasi: Pasar Wage, Jl. Mastrip No.61, Kepanjen Kidul, Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Jam buka: 11.00–22.00 WIB.
Sop Ayam Pecok (Sop Ayam Khas Klaten)
Sop Ayam Pecok ini merupakan sop ayam khas Klaten yang ada di Kota Blitar dan hanya berjarak 200 meter saja dari area Stasiun Blitar. Citarasa sop dengan kuah bening dan kaldu yang kuat bakal bikin kamu ketagihan untuk makan sop di warung ini.
Tak hanya rasanya yang nikmat, harga yang dibanderol pun sangat murah yakni mulai Rp8 ribuan saja untuk seporsi nasi dan sop campur. Selain itu, terdapat juga sop dengan aneka isian mulai dari ati ampela, uritan, cakar, kerongkongan, kepala, paha, sayap, dada, brutu dan sebagainya.
Lokasi: Ruko PJKA, Jl. Mastrip No.02, Kepanjen Kidul, Kec. Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Jam buka: 07.00–17.00 WIB.
Aneka pilihan kuliner di dekat stasiun Blitar cukup menggugah selera, bukan? Jadi, jangan lupa buat mampir dan mencicipi semua kulinernya yang nikmat, ya!
Baca Juga: 5 Rekomendasi Restoran Jepang di Blitar
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Termasuk ke dalam salah satu kota kecil yang berada di Provinsi Jawa Timur, Kota Blitar memiliki beragam destinasi sejarah, budaya, serta tempat wisata religi yang menarik untuk dikunjungi, mulai dari masjid yang megah hingga vihara yang tenang.
Agar momen liburanmu di Blitar lebih menarik dan penuh makna, berikut ini rekomendasi tempat wisata religi di Blitar yang patut untuk kamu kunjungi bersama keluarga.
Masjid Ar-Rahman yang dibangun pada tahun 2018 dan selesai di tahun berikutnya yaitu 2019, merupakan hasil dari pengalaman spiritual seorang pengusaha asal Blitar selama ibadah haji.
Alhasil, desain unik dari Masjid Ar-Rahman ini terinspirasi oleh Masjid Nabawi di Madinah, dengan arsitektur khas Utsmaniyah Mamluk. Berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi, masjid ini dapat menampung hampir 3.000 jamaah di kedua lantainya.
Tidak hanya arsitekturnya yang memukau, Masjid Ar-Rahman juga menyediakan berbagai fasilitas modern seperti AC, parfum, karpet salat yang empuk, dan bahkan kain Kiswah asli yang diambil langsung dari Museum Ka’bah di Arab Saudi.
Lokasi: Jalan Ciliwung Nomor 2, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Jawa Timur.
Suasana Perkebunan Teh Sirah Kencong
Produk unggulan dari pabrik teh Sirah Kencong ini adalah teh hitam dengan merk KenTea yang berarti Kencong Tea atau teh dari Sirah Kencong. Sebagian besar produk teh hitam ini diekspor ke kawasan timur tengah.
Teh hitam berbentuk bulir-bulir mirip dengan pelet berwarna hitam, dengan rasa yang unik dan berbeda dengan teh yang pada umumnya ada di pasaran.
Produk teh sirah kencong ini bisa dibeli di loket masuk. Tampak kotak teh berjajar rapi dalam etalase yang bisa dijadikan oleh-oleh sepulan dari kawasan perkebunan teh ini. Jadi para pengunjung bisa mencoba kenikmatan teh ini.
Cukup dengan satu sendok teh saja untuk segelas teh, karena rasa teh hitam yang cenderung sepet.
Jalajah Blitar pernah mengikuti famtrip untuk uji coba paket wisata edukasi di pabrik teh sirah kencong, namun sampai saat ini belum ada kabar lagi apakah paket wisata tersebut jadi diterapkan di wilayah pabrik atau tidak. Nanti kalau ada akan kami infokan lagi.
Seiring dengan berjalannya waktu, kini sudah mulai banyak titik-titik menarik yang bisa dikunjungi. Bahkan beberapa titik juga tampak pembangunan tempat berswafoto.
Ada baiknya datang ke kawasan ini ketika musim kemarau, karena kalau musim hujan kita cuma bisa berteduh. Apalagi kalau hujan di perkebunan teh sirah kencong ini termasuk awet. Jadi kalau hujan yaudah bisa saja seharian hujan.
Video Piknik ke Perkebunan Teh Sirah Kencong
Ada beberapa rute dan jalan menuju perkebunan teh Sirah Kencong, namun dari sekian jalan yang ada, jalur paling mudah adalah melalui jalur Tegalasri, Wlingi. Sebagian besar jalan sudah menggunakan aspal, hanya di beberapa titik saja yang berupa jalanan cor.
Sedangkan rute lain, kondisi jalannya rusak parah berupa makadam dan tanah saja. Sehingga tidak direkomendasikan untuk penikmat wisata di Blitar, kecuali apabila wisatawan minat khusus yang naik motor trail ke perkebunan teh sirah kencong ya beda lagi.
Tidak heran jika pengunjung akan diarahkan menggunakan jalur Tegalasri apabila menggunakan google maps ke Sirah Kencong.
Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan netizen yang mau berkunjung ke Perkebunan Teh Sirah Kencong.
Saat ini belum bisa menuju ke perkebunan teh sirah kencong menggunakan bus besar. Bus besar biasanya parkir di Wlingi dan bisa melanjutkan perjalanan menggunakan elf. Jelajah Blitar bisa membantu anda menyediakan elf dari titik penjemputan hingga menuju ke Sirah Kencong dan kembali ke titik penjemputan. Akan lebih hemat dan seru apabila anda naik kereta api bersama rombongan turun di Stasiun Wlingi
Apabila anda ingin menuju ke kebun teh ini, stasiun terdekat adalah Stasiun Wlingi. Stasiun ini menjadi tempat pemberhentian untuk kereta-kereta jarak jauh juga kok.
Pada fase “kepemimpinan” Djoko Kandung, atau Adipati Ariyo Blitar III, pada sekitar tahun 1723 dan di bawah Kerajaan Kartasura Hadiningrat pimpinan Raja Amangkurat, Blitar jatuh ke tangan penjajah Belanda. Karena Raja Amangkurat menghadiahkan Blitar sebagai daerah kekuasaannya kepada Belanda yang dianggap telah berjasa membantu Amangkurat dalam perang saudara termasuk perang dengan Ariyo Blitar III yang berupaya merebut kekuasaannya. Blitar pun kemudian beralih kedalam genggaman kekuasaan Belanda, yang sekaligus mengakhiri eksistensi Kadipaten Blitar sebagai daerah pradikan. Penjajahan di Blitar berlangsung dalam suasana serba menyedihkan karena memakan banyak korban, baik nyawa maupun harta dan akhirnya rakyat Blitar pun kemudian bersatu padu dan bahu membahu melakukan berbagai bentuk perlawanan kepada Belanda. Dan untuk meredam perlawanan rakyat Blitar, pada tahun 1906 pemerintahan kolonial Belanda mengeluarkan sebuah Staatsblad van Nederlandche Indie Tahun 1906 Nomor 150 tanggal 1 April 1906, yang isinya adalah menetapkan pembentukan Gemeente Blitar. Momentum pembentukan Gemeente Blitar inilah yang kemudian dikukuhkan sebagai hari lahirnya Kota Blitar. Pada tahun itu juga dibentuk beberapa kota lain di Indonesia antara lain kota Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Magelang Semarang, Madioen, Blitar, Malang, Surabaja dan Pasoeroean.Pada tahun 1928, Kota Blitar pernah menjadi Kota Karisidenan dengan nama "Residen Blitar", dan berdasarkan Stb. Tahun 1928 Nomor 497 Gemeente Blitar ditetapkan kembali. Pada tahun 1930, Kotaparaja Blitar sudah memiliki lambang daerah sendiri. Lambang itu bergambar sebuah gunung dan Candi Penataran, dengan latar belakang gambar berwarna kuning kecoklatan di belakang gambar gunung –yang diyakini menggambarkan Gunung Kelud dan berwarna biru di belakang gambar Candi Penataran. Alasan yang mendasarinya adalah Blitar selama ini identik dengan Candi Penataran dan Gunung Kelud. Sehingga, tanpa melihat kondisi geografis, lambang Kotapraja Blitar pun mengikuti identitas itu. Pada tahun 1942, Jepang berhasil menduduki Kota Blitar dan istilah Gementee Blitar berubah menjadi “Blitar Shi”, yang diperkuat dengan produk hukum yang bernama Osamu Seerai. Di masa ini, penjajah Jepang menggunakan isu sebagai saudara tua bangsa Indonesia, Kota Blitar pun masih belum berhenti dari pergolakan. Bukti yang paling hebat, adalah pemberontakan PETA Blitar, yang dipimpin Soedancho Suprijadi. Pemberontakan yang terjadi pada tanggal 14 Februari 1945 itu, merupakan perlawanan yang paling dahsyat atas kependudukan Jepang di Indonesia yang dipicu dari rasa empati serta kepedulian para tentara PETA atas siksaan –baik lahir maupun batin- yang dialami rakyat Indonesia oleh penjajah Jepang. Konon kabarnya, menurut Cindy Adams di dalam otobiografi Bung Karno, pada tanggal 14 Februari 1945 itu pula, Soeprijadi dan kawan-kawan sebelum melakukan pemberontakan, sempat berdiskusi tentang rencana pemberontakan ini dengan Ir. Soekarno yang ketika itu tengah berkunjung ke Ndalem Gebang. Namun Soekarno ketika itu tidak memberikan dukungan secara nyata karena Soekarno beranggapan lebih penting untuk mempertahankan eksistensi pasukan PETA sebagai salah satu komponen penting perjuangan memperebutkan kemerdekaan. Di luar pemberontakan yang fenomenal itu, untuk kali pertamanya di bumi pertiwi ini Sang Saka Merah Putih berkibar. Adalah Partohardjono, salah seorang anggota pasukan Suprijadi, yang mengibarkan Sang Merah Putih di tiang bendera yang berada di seberang asrama PETA. Kini tiang bendera itu berada di dalam kompleks TMP Raden Widjaya, yang dikenal pula sebagai Monumen Potlot.Pemberontakan PETA ini walaupun dari sisi kejadiannya terlihat kurang efektif karena hanya berlangsung dalam beberapa jam dan mengakibatkan tertangkapnya hampir seluruh anggota pasukan PETA yang memberontak, kecuali Suprijadi, namun dari sisi dampak yang ditimbulkan peristiwa ini telah mampu membuka mata dunia dan menggoreskan tinta emas dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia karena peristiwa tersebut merupakan satu-satunya pemberontakan yang dilakukan oleh tentara didikan Jepang. Beberapa saat setelah pemberontakan PETA Blitar, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno – Hata memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Kota Blitar pun menyambutnya dengan gembira. Sebab, hal inilah yang ditunggu-tunggu dan justru itulah yang sebetulnya menjadi cita-cita perjuangan warga Kota Blitar selama ini. Karena itu, rakyat Kota Blitar segera mengikrarkan diri berada di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sebagai bukti keabsahan keberadaan Kota Blitar dalam Republik Indonesia, Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1945 tentang perubahan nama “Blitar Shi” menjadi "Kota Blitar".
Terhampar di lereng selatan Gunung Kelud, Kabupaten Blitar memiliki potensi yang cukup besar dari berbagai sektor, terutama sektor agro seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan, maupun pariwisata. Dalam sejarahnya, wilayah ini lekat dengan kisah sejarah Kerajaan Majapahit.
Stasiun Blitar merupakan salah satu stasiun besar yang ada di Jawa Timur. Tidak heran jika di area sekitar stasiun terdapat banyak tempat makan yang enak dan mengenyangkan dengan harga terjangkau.
Jadi buat kamu yang sedang berada di dekat stasiun Blitar atau berencana bepergian dengan kereta di Stasiun Blitar, jangan lupa buat mampir dan mengisi perut atau memanjakan lidah di beberapa tempat makan yang recommended berikut ini!
Tempat wisata di Blitar yang paling populer adalah Makam Bung Karno. Kota Blitar dikenal tempat dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Makam Soekarno terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan Kota Blitar. Kompleks makam seluas lebih dari 1,8 hektare ini menjadi destinasi wisata sejarah bagi masyarakat.
Di sini pengunjung bisa beziarah langsung ke makam preside RI pertama, Soekarno. Tak cuma berziarah, di kompleks pemakaman ini juga berdiri museum dan perpustakaan. Museum ini berisi koleksi baju, potret bung Karno dari masa kecil hingga tua, dan lukisan Bung Karno yang konon yang bisa berdetak sendiri laiknya jantung manusia.
Istana Gebang merupakan kediaman masa kecil Bung Karno. Di tempat ini Bung Karno menghabiskan masa kanak-kanaknya. Kini rumah masa kecil Bung Karno dikelola pemerintah menjadi kompleks bangunan bernilai sejarah. Di depan istana, terdapat patung Bung Karno berwarna putih. Bangunan yang masih mempertahankan arsitektur aslinya ini menjadi destinasi untuk melengkapi wisata sejarah di Blitar.
Langgar Gantung An-Nur
Sesuai dengan namanya, Langgar Gantung adalah tempat ibadah yang dirancang dengan desain menggantung dan tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Tujuan desain ini adalah untuk melindungi dari serangan dan gangguan binatang buas di sekitar area tersebut pada masa itu.
Langgar Gantung dibangun pada periode antara tahun 1826 hingga 1830 oleh Mbah Irodikoro, seorang prajurit dari Pangeran Diponegoro yang mengungsi ke Blitar selama Perang Jawa.
Langgar Gantung didirikan sebagai pusat dakwah Islam, tempat merumuskan strategi perlawanan terhadap kolonial Belanda, dan sebagai tempat ibadah bagi masyarakat Desa Plosokerep. Hingga saat ini, bangunan yang terbuat dari kayu jati dan anyaman bambu (gedeg) ini masih digunakan secara aktif untuk kegiatan keagamaan.
Lokasi: Jl. Kemuning No.17B, RT.02/RW.03, Desa Plosokerep, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur.
Baca Juga: 5 Kuliner Terkenal Dekat Alun-Alun Blitar, Legend dan Enak!
Pendakian Gunung Butak via Sirah Kencong
Perkebunan Teh Sirah Kencong Blitar merupakan salah satu alternatif jalur pendakian ke Gunung Butak yang cukup ekstrim. Kami pernah menuju puncak dengan durasi perjalanan sekitar 12 jam. Maklum, bukan anak gunung.
Baca: Pendakian Gunung Butak via Sirah Kencong