Situs Piramida Gunung Padang

Situs Piramida Gunung Padang

How the Indonesian Pyramid of Gunung Padang was Built

Ancient stone from Gunung Padang site (Credit: Inpics/Shutterstock)

According to Natawidjaja, the data that supports their findings shows that the Gunung Padang pyramid is a bit like a three-layer cake, and each layer was built thousands of years apart. He says the most recent layer, known as Unit-1, was constructed about 3,000 years to 4,000 years ago. The next oldest, Unit-2, was built around 7,500 years to 8,000 years ago. The oldest part of the structure, Unit-3, could be as ancient as 16,000 years to 27,000 years. This supports the research done by B.M Kim, which suggested the pyramid dates back to between 300 and 2,000 B.C.E.

Interestingly, Natawidjaja says, “Unit-2 may potentially be a stepped pyramid."

In his 2023 study of the site, he explains that Gunung Padang is more than just an old stone terrace; it's a complex structure buried underground featuring large chambers and hollow spaces. The carbon dating suggests that the initial construction could have taken place during the last Ice Age, in the Paleolithic era, and was later modified in the Holocene or Neolithic era.

Natawidjaja’s team came to these conclusions by comparing the ages of samples from the volcanic base layer (which is millions of years old) and the three layers of construction.

“In contrast [to the volcano], soil samples taken from between fragmented rocks have been dated to only a few thousand to a few tens of thousands of years old, which presents an enigma in natural geological processes," says Natawidjaja. "Geological principles dictate that soils cannot migrate from the near-surface layers to deeper depths over time. Hence, the juxtaposition of relatively young soils between ancient rock layers poses a significant geological challenge.”

The conclusion: Only a technologically advanced culture during the Ice Age could have positioned those stones. Recognizing the impact of the findings, Natawidjaja once told The Sydney Morning Herald, “It’s crazy, but it’s data.”

PEMBATALAN pemuatan makalah tentang Gunung Padang di sebuah jurnal arkeologi bergengsi dunia menambah panjang daftar kontroversi seputar situs prasejarah di Cianjur, Jawa Barat, itu. Perlu kolaborasi peneliti internasional untuk menyingkap misteri di balik kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Makalah berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” yang ditulis Danny Hilman Natawidjaja dan kawan-kawan semula tayang di jurnal Archaeological Prospection pada 20 Oktober 2023. Namun, pada 1 Desember 2023, John Wiley & Sons Inc, penerbit jurnal, mencabut artikel tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kita boleh saja menilai pengelola jurnal Archaeological Prospection teledor karena pemuatan artikel Danny dkk seharusnya sudah melalui review ketat. Karya Danny dkk pun bukan plagiat atau hasil mencuri data. Penelitian mereka orisinal. Tapi pengasuh jurnal biasanya berusaha menjaga agar muruah sains tak berbaur dengan fantasi.

Danny dkk menyimpulkan bahwa situs megalitik Gunung Padang adalah sebuah piramida yang lebih tua daripada Piramida Giza di Mesir. Piramida Gunung Padang, menurut mereka, berusia sekitar 20 ribu tahun. Sementara itu, piramida Mesir diperkirakan berusia sekitar 4.000 tahun.

Kesimpulan Danny dan kawan-kawan berpijak pada hasil pemindaian geolistrik, georadar, dan pengeboran geologi. Mereka mengklaim adanya struktur buatan manusia dalam tubuh bukit Gunung Padang, berupa rongga-rongga besar dengan atap, dinding, dan ruang.

Kolega Danny, arkeolog Ali Akbar, dalam bukunya, Situs Gunung Padang, menceritakan peristiwa ganjil sewaktu pengeboran di Gunung Padang oleh Andang Bachtiar, rekan Danny yang lain, pada Agustus 2013. Kala itu sebanyak 32 ribu liter air yang digunakan dalam pengeboran tiba-tiba tersedot ke dalam rongga berkedalaman 8 meter. Hal itu, menurut Ali, mengindikasikan adanya ruang kosong di dalam Gunung Padang.

Meskipun penelitian Danny dkk didukung oleh teknologi maju, penting untuk diingat bahwa interpretasi data oleh ilmuwan mana pun bisa saja keliru. Kesimpulan adanya sebuah ruang buatan manusia dalam perut Gunung Padang belum teruji. Apalagi, sejauh ini, belum ditemukan bukti artefak dari dalam Gunung Padang.

Sejumlah vulkanolog malah menyimpulkan Gunung Padang merupakan sumbat atau kubah lava termuda yang terbentuk di kawah gunung api purba selama ribuan tahun. Mereka juga berpendapat bahwa rongga di dalam bekas gunung api purba adalah sesuatu yang alami.

Harry Truman Simanjuntak, seorang arkeolog prasejarah, juga menolak gagasan adanya ruang buatan manusia di perut Gunung Padang. Ia berargumen, leluhur Nusantara tidak mengenal bangunan ruang bawah tanah untuk kehidupan sehari-hari ataupun untuk ritual sakral. Mereka lebih sering memanfaatkan gua-gua alam ketika membutuhkan ruang tertutup.

Apa pun teorinya, kontroversi seputar Gunung Padang kini telah mendunia. Lembaga seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional semestinya mengundang peneliti luar yang membantah pandangan Danny Hilman dkk, lalu mengajak mereka berkolaborasi dengan para saintis Indonesia. Dengan cara itu, upaya pencarian kebenaran mengenai Gunung Padang akan lebih produktif.

Gunung Padang belum lama ini kembali ramai dibahas setelah masuk dalam salah satu episode di film dokumenter dalam Netflix. Banyak yang mengaitkan situs Gunung Padang dengan struktur piramida yang ditemukan di negara lain.

Terkait hal ini, Arkeolog Jawa Barat, Dr. Lutfi Yondri, meluruskan bahwa situs Gunung Padang bukanlah situs piramida.

"Perlu diluruskan, Gunung Padang itu bukan piramida. Situs Gunung Padang itu punden berundak. Penanggalan karbonnya antara 117 SM-45 SM," ucapnya kepada detikEdu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Punden berundak adalah struktur berbentuk persegi empat dan tersusun bertingkat-tingkat. Pendeskripsian situs Gunung Padang diawali dari bagian paling rendah dan kemudian berlanjut ke bagian yang paling tinggi.

Digging Deeper Into Gunung Padang’s Chambers

Despite the pushback, Natawidjaja seems to welcome those who challenge his findings. He points out that the core samples his team surveyed from Gunung Padang in Indonesia show that the site is worthy of deeper investigation.

The idea of digging deeper is even more interesting because Ground Penetrating Radar (GPR), geo-electric (Electric Resistivity Tomography), seismic tomography, and core drillings have already revealed what appear to be buried chambers and tunnels. Are these simply caves created by volcanic processes? Or, are these deeply hidden Gunung Padang chambers like the ones buried inside the Pyramid of Giza? Only a carefully orchestrated excavation can tell us for sure.

In the meantime, one thing is certain, the mysteries that veil this exciting Javanese site will continue to perplex and capture the imaginations of future generations to come. For this reason, you might want to hike to the top of this archeological wonder with an ice-cold thermos of Java Robusta the next time you’re passing through Indonesia.

Read More: Secret 30-Foot Long Chamber In The Great Pyramid Discovered

Gunung Padang 'berpotensi menjadi piramida tertua di dunia' - Bagaimana bentuk dan fungsinya?

Sumber gambar, Fairfax/Getty

Peneliti Danny Hilman Natawidjaja menyebut hasil penelitian terbarunya soal Gunung Padang bakal mengubah sejarah bahwa peradaban di Indonesia sudah berkembang sebelum abad ke-4 Masehi. Sebab, menurut hasil penelitian Danny, Gunung Padang berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.

Itu mengapa dia berharap dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.

Akan tetapi, arkeolog dari Jawa Barat, Dr Lutfi Yondri, menyebut kesimpulan itu mengada-ada karena hasil verifikasinya dan kajian literatur yang ada menyebutkan piramida tidak ada dalam lintasan budaya di Indonesia.

Temuan yang mengada-ada?

Arkeolog dari Jawa Barat Dr Lutfi Yondri tak sependapat dengan hasil penelitian Danny Hilman.

Beberapa literatur menunjukkan Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sebetulnya sudah diteliti dan ada dalam catatan yang dibuat oleh Verbeek pada tahun 1981 dan Krom pada 1914.

Deskripsi awal dari dua catatan itu menggambarkan Gunung Padang sebagai kuburan kuno di atas gundukan tanah.

Tetapi jejak kuburan itu tak ditemukan ketika dirinya melakukan penelitian yang dimuat dalam disertasi tahun 2016 silam.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Yondri menilai temuan bahwa Gunung Padang adalah piramida yang terkubur mengada-ada atau kesimpulan yang menduga-duga tanpa data yang sahih.

"Pertanyaannya kalau piramida dikubur dalam Gunung Padang apakah pernah ada di Nusantara orang mengubur piramida di dalam gunung?" ungkap Dr Lutfi Yondri kepada BBC News Indonesia.

"Kapan terjadinya orang mengubur piramida di dalam gunung?"

"Berapa banyak material yang dibutuhkan untuk menimbun gunung? Itu bisa dijawab tidak?"

Dia pun mempertanyakan sampel yang digunakan untuk penelitian tersebut.

Di dunia arkeologi, kata dia, "sampel budaya" harus memiliki beberapa syarat: harus berada di satu matrik atau struktur yang sama, harus satu keletakan, satu asosiasi atau kumpulan, dan harus punya konteks.

Kemudian merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan para ahli.

Untuk konteks, dia menilai Indonesia tidak mempunyai kaitan budaya membuat piramida.

"Pernahkah Indonesia punya budaya piramida? Jangan diada-adain, yang ada di Nusantara punya punden berundak," tegasnya.

Punden berundak adalah susunan batu berbentuk meja yang digunakan untuk upacara pemujaan kepada leluhur.

Dan punden berundak Gunung Padang difungsikan untuk ritual tersebut, sambungnya.

"Jadi semua sampel itu harus diverifikasi, tidak bisa hanya prediksi atau persepsi. Persepsi pun harus didasarkan pada data-data sinkronik dan diakronik serta melihat lagi dalam lintasan budayanya."

Arkeolog: Gunung Padang Piramida Tertua di dunia, Dibangun 25 Ribu Tahun Lalu Bukan Oleh Manusia

TRIBUNNEWS.COM - Laman situs Indy100  dalam ulasan yang ditulis reporternya, Liam O'Dell menyoroti sebuah penelitian di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat dengan klaim spektakuler.

Penelitian itu, dilaporkan menyebut kalau Gunung Padang adalah sebuah piramida tertua di dunia, bahkan lebih tua dari piramida di Mesir.

Hal lain, piramida ini dibangun 25.000 sebelum masehi dan diduga dibuat bukan oleh manusia.

"Berbeda dari Guinness World Records yang secara resmi mencantumkan piramida Djoser Step di Mesir sebagai piramida tertua di dunia (sekitar 2.630 SM), satu makalah yang diterbitkan pada bulan Oktober mengklaim lapisan piramida Gunung Padang di Indonesia dibangun sejauh 25.000 SM – meskipun sejak itu ada keraguan apakah struktur itu adalah buatan manusia sama sekali," tulis ulasan itu di laman tersebut, dikutip Senin (11/11/2024).

Ulasan itu melaporkan kalau penelitian dipimpin oleh Danny Hilman Natawidjaja dari Institut Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan diterbitkan dalam jurnal Archaeological Prospection.

"Para akademisi menulis kalau “inti piramida terdiri dari lava andesit besar yang diukit dengan cermat” dan bahwa elemen “konstruksi tertua” dari piramida “kemungkinan berasal dari bukit lava alami sebelum dipahat dan kemudian diselimuti secara arsitektur”," papar ulasan tersebut merujuk pada makalah hasil penelitian .

Mereka menulis: “Studi ini menyoroti keterampilan batu maju yang berasal dari periode glasial terakhir. Temuan ini menantang keyakinan konvensional bahwa peradaban manusia dan pengembangan teknik konstruksi canggih hanya muncul ... dengan munculnya pertanian sekitar 11.000 tahun yang lalu.

“Bukti dari Gunung Padang dan situs lainnya, seperti Gobekli Tepe (di Turki), menunjukkan bahwa praktik konstruksi tingkat lanjut sudah ada ketika pertanian, mungkin, belum ditemukan.”

"Para akademisi juga mengklaim kalau para pembangun “pasti memiliki kemampuan tukang batu yang luar biasa”," kata ulasan tersebut.

Namun, seorang arkeolog Inggris telah menolak makalah itu, dengan mengatakan kalau dia “terkejut [makalah soal Gunung Padang] bisa diterbitkan”.

Arkeolog Inggris tersebut, Flint Dibble, dari Cardiff University, mengatakan kepada jurnal Nature kalau tidak ada bukti yang jelas yang menunjukkan lapisan yang terkubur dibangun oleh manusia.

Ia lebih condong menilai pada teori kalau struktur terbentuk secara alami.

“Bahan berguling menuruni bukit akan, rata-rata, berorientasi sendiri,” katanya, menambahkan bahwa tidak ada bukti “bekerja atau apa pun untuk menunjukkan bahwa itu buatan manusia”.

Sementara itu, Bill Farley, seorang arkeolog di Southern Connecticut State University, mengatakan "sampel tanah 27.000 tahun dari Gunung Padang, meskipun akurat secara tanggal, tidak membawa ciri khas aktivitas manusia, seperti arang atau fragmen tulang ".

Natawidja telah menanggapi kritik tersebut dengan mengatakan “kami benar-benar terbuka untuk para peneliti di seluruh dunia yang ingin datang ke Indonesia dan melakukan beberapa program penelitian tentang Gunung Padang”, sementara co-editor Prospeksi Arkeologi telah mengkonfirmasi penyelidikan telah diluncurkan ke dalam makalah ini.

Bisnis.com, JAKARTA - Sejarah peradaban kuno dipercaya tersimpan di Indonesia seiring dengan ditemukannya situs-situs yang berumur ribuan tahun. Salah satu yang diyakini sebagai piramida tertua di dunia yakni Situs Gunung Padang.

Selain situs Candi Borobudur yang ditemukan pada 1814, Indonesia masih memiliki situs yang berumur jauh lebih tua. Situs ini bahkan dipercaya menjadi pendahulu pembangunan Candi Borobudur.

Situs Gunung Padang merupakan salah satu situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Lokasinya tepat berada di Kampung Gunung Padang, Kabupaten Cianjur.

Dilansir dari laman resmi Situs Gunung Padang, keberadaan situs ini dilaporkan pertama kali oleh Nicolaas Johannes Krom dalam tulisannya yang berjudul Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan) pada 1914.

Kemudian, Krom melaporkan bahwa di puncak Situs Gunung Padang terdapat empat teras yang tersusun dari batu kasar serta dihiasi batu andesit dan di setiap teras terdapat gundukan tanah yang ditimbuni batu.

Setelah sempat terabaikan selama beberapa dekade, penelitian Situs Gunung Padang kembali dilakukan pada 1979 setelah masyarakat melaporkan tentang keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun.

Situs Gunung PadangPerbesar

Luas area Situs Gunung Padang terhitung mencapai 3 hektar dan disebut sebagai situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara. Berbeda dengan namanya, Situs Gunung Padang bukan berupa gunung melainkan teras berundak yang terdiri atas lima tingkat teras tersusun dalam berbagai ukuran.

Bentuk bangunannya berupa batu-batu besar membentuk pola tersusun seperti altar bertingkat hingga bagian atas sebagai titik puncaknya.

Situs Gunung Padang disebut sebagai situs tertua di dunia mengalahi situs Piramida Giza di Mesir. Hal ini didasari atas perhitungan yang memperkirakan Situs Gunung Padang dibangun pertama kali pada 8000 SM.

Usia ini tertaut jauh jika dibandingkan dengan Piramida Giza di Mesir yang dibangun sekitar 2500 SM. Secara kronologis, situs Gunung Padang juga merupakan bagian dari sejarah peradaban bangsa Indonesia yang meliputi masa prasejarah, Hindu-Budha, masa pengaruh Islam, dan masa pengaruh eropa.

Tradisi megalitik yang muncul pada zaman prasejarah seringkali ditandai dengan struktur bangunan dan artefak batu dalam ukuran yang besar. Hal ini ada pula pada Situs Gunung Padang.

What Is the Truth About Gunung Padang?

Natawidjaja stressed that his team’s research and surveys were multidisciplinary (not simply volcanological), and while volcanic intrusion was indeed present, there’s more to the story.

“Our comprehensive study, which includes geological, archaeological, and geophysical surveys, indeed confirmed the existence of the underground 'volcanic intrusion' […] aligning with Sutikno’s observations," Natawidjaja says. "However, our findings also present compelling evidence that challenges the perception of Gunung Padang as simply the neck of a nearby volcano.”

As for the carbon-dated cement mentioned by Sutikno, Natawidjaja also had other thoughts.

“Our research conclusively demonstrates that it is indeed a mortar, not a byproduct of natural weathering. Our team of experienced geologists has meticulously examined and analyzed the samples, leaving no room for doubt regarding their origin,” says Natawidjaja.

Is Gunung Padang the Oldest Pyramid in the World?

Elongated rock formations piled together at the megalithic site of Gunung Padang (Credit: Upen supendi/Shutterstock)

Since the 1980s, a number of in-depth surveys have been conducted at Gunung Padang, but researchers continue to disagree about its age. Some claim that the stone constructions date back to the first millennium A.D., and pottery fragments from the site were dated to 45 B.C.E to 22 C.E.

Another camp believes that Gunung Padang’s age is older. In 1982, B.M. Kim dated the site to 300 to 2000 B.C.E. But even these estimates are mild compared to the most shocking evaluation of them all — that the deepest layers of Gunung Padang are 16,000 years to 27,000 years old. That would make Gunung Padang the oldest pyramid in the world.

This theory — that Gunung Padang dates back to the Ice Age — is based on the work of geologist Danny Hilman Natawidjaja and his multidisciplinary team of scientists, archeologists, and volunteers. From 2011 to 2014, Natawidjaja and his associates conducted numerous field studies at Gunung Padang including ground penetrating radar, core drilling, and radiocarbon analysis.

With specific regard to the topmost layer of Gunung Padang, Natawidjaja says he agrees with the conclusions of B.M. Kim.

“The estimated age of 300 to 2,000 B.C.E. by B.M. Kim in 1982 aligns with our findings as it likely corresponds to the stone terraces,” says Natawidjaja. However, he notes that there’s another story to Gunung Padang when you examine the deeper layers of construction.

Read More: The Oldest Ancient Wonder Still Exists Today, 4,500 Years Later

Seperti apa penelitian Gunung Padang?

Temuan terbaru dari penelitian yang dilakukan Danny Hilman Natawidjaja dan sejumlah ahli sebetulnya menguatkan kesimpulannya yang terdahulu bahwa Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.

Bahkan situs tersebut kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dari Piramida Giza di Mesir dan Stonehenge yang terkenal di Inggris.

Dalam jurnal ilmiah Archaeological Prospection yang baru-baru ini terbit, tertulis bahwa dia beserta tim sudah melakukan survei terpadu di Gunung Padang selama tiga tahun, sejak November 2011 hingga Oktober 2014.

Survei-survei itu di antaranya dengan melakukan pemetaan lanskap dan permukaan situs, pengeboran inti, pembuatan parit, dan teknik geofisika terpadu yang melibatkan metode Tomografi Resistivitas Listrik (ERT) dua dimensi serta tiga dimensi, juga Radar Tembus Tanah (GPR).

Kemudian operasi penggalian dimulai pada pertengahan tahun 2012 dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan pada Agustus hingga September 2014.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Untuk 'parit' yang digali, ukurannya bervariasi antara 1,2 meter sampai 3,9 meter dari permukaan dan kedalamannya mencapai antara 2 dan 4 meter.

"Penggalian parit dilakukan secara manual dengan menggunakan berbagai alat, antara lain sekop dan cangkul," tulis Danny Hilman.

Sementara kegiatan pengeboran inti situs dilakukan untuk mengeksplorasi lapisan batuan yang lebih dalam.

"Untuk aktivitas ini kami menggunakan peralatan pengeboran Jacro 100 yang dilengkapi dengan mata bor berlian NQ berukuran diameter 2 inci dan inti barel 5 kaki."

Batuan dari inti situs tersebut, sambungnya, diteliti dengan analisis petrologi dan petrografi agar diketahui komposisi dan karakteristiknya.

Adapun sampel tanah organik diekstraksi secara hati-hati yang kemudian digunakan untuk analisis penanggalan karbon.

"Intinya ingin menentukan umur Gunung Padang, karena tanah itu mengandung unsur organik yang bisa ditentukan unsur karbonnya yang berasosiasi dengan umur bangunan," ujar Danny Hilman kepada BBC News Indonesia, Rabu (08/11).

Situs Gunung Kemungkinan untuk Pemujaan Arwah Leluhur

Menurut arkeolog Jawa Barat tersebut, situs Gunung Padang dijelaskan sebagai salah satu produk budaya yang dibuat atau dibangun oleh manusia pada masa lalu.

Seperti halnya artefak yang merupakan refleksi dari tingkah laku manusia dalam kaitannya antara manusia dengan aspek lingkungan pada masa lalu.

Bila hal itu dikaitkan dengan pola hidup masyarakat prasejarah yang hidup pada masa bercocok tanam yang telah mengembangkan budaya pengagungan arwah leluhur, terbuka kemungkinan fungsi situs Gunung Padang tersebut sebagai tempat pemujaan arwah leluhur.

"Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, temuan arkeologis di sekitar batu datar (di Gunung Padang) tersebut juga hanya berupa fragmen tembikar polos dalam jumlah yang terbatas yang besar kemungkinan merupakan bagian dari wadah yang digunakan pada saat pelaksanaan ritual," tutur Dr Yondri.

Para arkeolog telah memastikan piramida di Indonesia, yaitu Gunung Padang, merupakan piramida tertua di dunia. Piramida ini adalah megalit sedalam 98 kaki yang tenggelam di dalam bukit batu lava.

Melansir laman Daily Mail, Rabu (8/11/2023), Gunung Padang, pertama kali ditemukan kembali oleh penjelajah Belanda pada 1890, sebenarnya mungkin juga merupakan bangunan buatan manusia tertua yang pernah diketahui, setidaknya menurut penanggalan radiokarbon terbaru dari situs kuno tersebut.

Pengujian tersebut menempatkan konstruksi awal piramida, dengan ratusan anak tangga yang dipahat dari lava andesit, berasal dari lebih dari 16 ribu tahun yang lalu, pada Ice Age terakhir. Itu berarti Gunung Padang kemungkinan berusia lebih dari 10 ribu tahun lebih tua dari semua monumen besar dan piramida Giza di Mesir. Bukan hanya itu bahkan lebih tua dari Stonehenge yang legendaris di Inggris.

Sebagaimana bukti baru-baru ini bahwa Sphynx Mesir dibangun dengan memanfaatkan erosi angin secara cerdas, para pemburu-pengumpul yang membangun Gunung Padang membuat keunggulan arsitektural dengan bekerja sesuai, bukan melawan kondisi lokal mereka. Lapisan pertama dan terdalam piramida Indonesia, menurut temuan para peneliti, diukir dari kekayaan alam aliran lava dingin yang ada di situs tersebut.

Gunung Padang bahkan mungkin terbukti ribuan tahun lebih tua dari 'megalit' Göbekli Tepe yang ditemukan di Turki, yang merupakan pelopor terakhir dalam 'megalit tertua di dunia'. Para ilmuwan mengatakan struktur tersebut menjanjikan untuk membalikkan anggapan konvensional mengenai betapa 'primitifnya' masyarakat pemburu-pengumpul sebenarnya - sehingga mengungkap kemampuan rekayasa peradaban kuno yang sebenarnya.

Para ahli juga telah menghabiskan lebih dari satu abad memperdebatkan, apakah struktur bawah tanah yang dikenal sebagai Gunung Padang (yang berarti 'gunung pencerahan' dalam bahasa lokal-RED) benar-benar merupakan piramida buatan manusia, dan bukan hanya formasi geologi alami.

Konstruksi Rumit nan Canggih

Antara 2011 dan 2015, ahli geologi Danny Hilman Natawidjaja dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia memimpin tim arkeolog, ahli geofisika, dan ahli geologi untuk benar-benar mengungkap misteri kuno ini. Dengan menggunakan radar penembus tanah untuk mengambil gambar bawah permukaan, pengeboran inti, dan teknik penggalian 'parit', Natawidjaja dan rekan penelitinya mampu menyelidiki lapisan pertama Gunung Padang, yang terbentang sepanjang sembilan lantai atau sekitar 98 kaki, atau 30 meter, di bawah permukaannya.

"Studi ini dengan kuat menunjukkan, Gunung Padang bukanlah sebuah bukit alami," tulis para arkeolog bulan lalu, di jurnal Archaeological Prospection, setelah bertahun-tahun menganalisis data dari perjalanan masa lalu, 'tetapi sebuah konstruksi mirip piramida.'

Di inti piramida, tim menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai struktur batu lava yang 'dipahat dengan cermat' dan 'masif' yang terbuat dari andesit, sejenis batuan beku berbutir halus. "Ruangan paling dalam ini, yang dijuluki Unit 4, kemungkinan berasal dari bukit lava alami," tulis mereka. Tentu ini sebelum dipahat dan kemudian diselimuti secara arsitektural selama periode glasial terakhir, antara 16 ribu hingga 27 ribu tahun yang lalu.

Para ilmuwan menggambarkan, sekitar 11.500 tahun terakhir keberadaan manusia dan terus bertambah, sebagai 'periode interglasial' antara Ice Age yang dikenal sebagai Holosen. Teknik penanggalan radiokarbon, yang digunakan oleh Natawidjaja dan kelompoknya untuk menentukan usia Unit 4, bergantung pada isotop radioaktif atom karbon yang umum ditemukan di seluruh dunia untuk mengukur usia kehidupan 'berbasis karbon' yang sudah tua dan terawetkan.

Karena tingkat peluruhan radioaktif isotop karbon-14 ini, para ilmuwan dapat secara akurat mengukur usia bahan organik mati hingga 60 ribu tahun yang lalu. Untuk memastikan bahwa penanggalan radiokarbon mereka akurat, tim Natawidjaja bersusah payah memilih sampel tanah organik yang tepat dari inti bor dan dinding parit, sampel yang tidak tercemar oleh akar segar dari vegetasi modern.

Para peneliti sekarang meyakini, Gunung Padang dibangun selama ribuan tahun, dalam 'tahapan yang rumit dan canggih'. Setelah Unit 4 selama Ice Age, Gunung Padang 'ditinggalkan oleh pembangun pertama selama ribuan tahun,' menurut studi baru tim tersebut.

Sekitar tahun 7.900–6.100 SM, fase berikutnya, Unit 3, tampaknya 'sengaja dikubur dengan timbunan tanah yang cukup besar'. Lapisan pilar batu, tangga dan teras berikutnya, Unit 1, dibuat antara tahun 6.000 dan 5.500 SM, dengan lapisan terakhir, Unit 1, yang lebih muda dari beberapa piramida Mesir, telah selesai dibangun antara tahun 2.000 dan 1.100 SM.

Beribu-ribu tahun kemudian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengakui semua kerja keras kuno ini, dan menyatakan Gunung Padang sebagai situs warisan budaya lokal pada 1998. "Pembangun Unit 3 dan Unit 2 di Gunung Padang pasti mempunyai kemampuan tukang batu yang luar biasa, yang tidak sejalan dengan budaya tradisional pemburu-pengumpul," menurut Natawidjaja dan rekan-rekannya.

Gunung Padang dibangun selama ribuan tahun, dalam 'tahapan yang rumit dan canggih'.

The Gunung Padang Hoax

Some conventional academics are chomping at the bit to refute Natawidjaja’s conclusions as ‘fantastical’ or ‘sensational’— some even calling it the “Gunung Padang hoax.”

University of Tarragona Researcher Víctor Pérez, wrote a detailed paper challenging Natawidjaja’s findings. The paper criticizes Natawidjaja’s approach, pointing out what some scientists and academics see as flaws and mistakes in both the execution and theoretical analysis of their research. Pérez argues that these issues undermine the credibility of the ancient dates suggested by Natawidjaja's team, which he claims lack corroborating archaeological evidence.

Another opposing view comes from professor Sutikno Bronto of the Center of Geological Survey in Indonesia. He believes that Gunung Padang is the neck of a nearby volcano and not an ancient pyramid.

Sutikno argues that the findings of younger soil layers among older stones and the carbon-dated material at the site do not substantiate Natawidjaja's claims. He suggests these are results of natural erosion, not indicators of human architectural activity.

Konten baru

Rajahoki

Rajahoki

Hai, apakah Anda ingin mendapat 3 unduhan GRATIS lagi per hari?Dapatkan Ekstra 3

W44

W44

Russian wheat farmers should adopt advanced agricultural technologies, such as precision farming and intelligent irrigation systems, to tackle the challenges posed by extreme weather events like droughts. Farmers can optimize water usage, soil management, and pest control using data-driven insights, leading to more resilient wheat production. Furthermore, integrating weather prediction tools into farming operations can help farmers better plan for adverse conditions, allowing them to decide when to plant, irrigate, or harvest. These innovations can help increase the efficiency of wheat production, reduce losses from unpredictable weather, and maintain competitiveness in global markets despite climatic challenges.

28 Satu

28 Satu

O talento vence provas, mas só o trabalho em equipa ganha campeonatos! Façam parte da minha Equipa!

W44

W44

Romawi 8

Romawi 8

Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

Tumi.Com

Tumi.Com

Dikarenakan ada banyak game penghasil uang saat ini, maka kamu wajib selektif memilih mana yang terbukti membayar dan aman ya grameds. Adapun deretan game penghasil saldo terbaik di antaranya adalah sebagai berikut.

Dewa Hitam

Dewa Hitam

©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.

Gembul

Gembul

Temukan berbagai rekomendasi produk Slot Pintu Besi dengan harga terbaru Desember 2024 di UKUR. Belanja online kebutuhan bangunan terbaik paling praktis. Cukup telusuri produk Slot Pintu Besi, pilih model, ukuran, maupun ragam varian lainnya yang sesuai kebutuhan. Pastikan membaca detail dan ulasan terpercaya dari pembeli lainnya. Check Out barang belanjaan anda dan jangan lupa nikmati promo menguntungkan yang tersedia di UKUR!

Hewan Dari

Hewan Dari

Kita mungkin sudah terbiasa menyebut nama-nama binatang dalam Bahasa Indonesia. Namun, diantaranya  masih jarang yang hafal atau mengetahui nama hewan dalam bahasa asing, terutama Bahasa Inggris.

Gajah88

Gajah88

Menawarkan gameplay yang ringan, putar roda merupakan game penghasil saldo dana tanpa iklan yang bisa kamu unduh gratis. Setelah diunduh, kamu bisa langsung login dengan akun media sosial.

Situs K9

Situs K9

K9 MAXWIN ialah situs slot gacor hari ini terpercaya yang telah bekerjasama dengan berbagai jenis provider ternama dan terkemuka dimana banyak sekali permainan terbaik dan terbaru yang telah disediakan oleh situs slot gacor terbaru dari situs K9 MAXWIN terpercaya 2024.

108 Vegas

108 Vegas

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Situs Hl8

Situs Hl8

Nếu quý khách cần hướng dẫn kỹ thuật hoặc hỗ trợ trực tuyến bằng phương thức trò chuyện hoặc chat trực tuyến, quý khách có thể liên hệ trực tiếp bằng cách bấm vào cửa sổ chat hoặc trò chuyện trực tuyến trên trang web của chúng tôi hoặc trên ứng dụng W88top Mobile.

Pramuka

Pramuka

CONTOH :CENZHXN   =PRAMUKA

99Dewi

99Dewi

Dikarenakan ada banyak game penghasil uang saat ini, maka kamu wajib selektif memilih mana yang terbukti membayar dan aman ya grameds. Adapun deretan game penghasil saldo terbaik di antaranya adalah sebagai berikut.

303Lapak

303Lapak

Last updated: Jun 29, 2024

Dewa 19

Dewa 19

© 1993 PT Aquarius Musikindo

Warna 942

Warna 942

1. Ernie Zakri - Masing Masing

Dufan

Dufan

131 Review tentang Dufan Ancol